Health  

Indonesia Pertegas Komitmen Pengentasan Pneumonia Pada Anak Dalam Forum Global Di Spanyol

indonesia pertegas komitmen pengentasan pneumonia pada anak dalam forum global di spanyol 681ae81

KILASRAKYAT.COM, JAKARTA – Pemerintah terus berkomitmen untuk memastikan setiap di mendapatkan haknya untuk bertahan hidup dan berkembang.

Meskipun telah mencapai Sustainable Development Goals (SDG) 3.2,namun pemerintah Indonesia akan terus menurunkan tingkat mortalitas dengan mendorong tingkat cakupan imunisasi PCV, DTP, dan campak hingga di atas 90 persen di setiap wilayah, serta memperkenalkan imunisasi rotavirus untuk mengurangi kematian akibat diare.

Demikian intisari dari komitmen yang diungkapkan oleh perwakilan delegasi dari Indonesia, dalam helatan 2nd Global Forum on Childhood yang diadakan di Kota Madrid, , pada tanggal 26 – 27 April 2023.

Sebagai lanjutan dari komitmen global yang telah dihasilkan oleh Forum global pertama yang telah diadakan di Barcelona pada tahun 2020 lalu, forum kedua ini bertujuan untuk mulai mengalihkan perhatian politik pemerintah negara-negara dengan beban anak yang tinggi dari COVID-19 ke komitmen aksi untuk mengurangi kematian akibat penyakit pneumonia pada anak.

Menghadiri forum tersebut, delegasi dari Pemerintah Republik Indonesia diwakili oleh Amich Alhumami, Ph.D. (Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Sosial, dan Kebudayaan Bappenas), Pungkas Bahjuri Ali, Ph.D. (Direktur dan Gizi Masyarakat, Bappenas), dr. Prima Yosephine (Direktur Pengelolaan Imunisasi, Kementerian ).

Kemudian Dewi Amila Solikha, M.Sc (Koordinator Sumber Daya Kesehatan, Bappenas), dr. Alfinella Izhar Iswandi, MPH (Epidemiolog Kesehatan Ahli Muda, Kementerian Kesehatan), dr. Gertrudis Tandy, MKM (Ketua Tim Kerja Imunisasi Tambahan dan Khusus, Kementerian Kesehatan) dan dr. Muhammad Yusuf, MKM (PMO Ditjen Kesmas, Kementerian Kesehatan).

Serta turut didampingi oleh delegasi dari mitra Pemerintah Indonesia, antara lain dr. Atiek Anartati (Country Director, Clinton Health Access Initiative), Dr. Widyaretna Buenastuti (Director, Inke Maris & Associates), dr. Mrunal Shetye (Chief of Health UNICEF Indonesia), Prof. Cissy Kartasasmita, (Direktur Pusat Penelitian Kolaborasi Infeksi Saluran Pernapasan Akut, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjajaran), Neily Zakiyah, Ph.D. (Peneliti dan Health Economist, Universitas Padjajaran) dan Ruzka Radwamina Taruc, MS (Chief Investigator, Revitalising Informal Settlements and their Environments/RISE, Universitas Hasanuddin).

Selain delegasi-delegasi dari Indonesia, forum yang didukung oleh Yayasan ”la Caixa” dan Yayasan Bill & Melinda Gates bekerja sama dengan UNICEF dan organisasi yang menjadi tuan rumah bersama Forum Global sebelumnya dihadiri oleh perwakilan dari Pemerintah , berbagai pejabat kementerian kesehatan terkemuka dari negara-negara dengan beban pneumonia anak yang tinggi, donor pemerintah, yayasan, LSM, perusahaan, dan lembaga akademis yang berkumpul secara langsung untuk terus memperkuat perjuangan mengurangi angka kematian akibat pneumonia anak.

Amich Alhumami, Ph.D. Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Sosial, dan Kebudayaan Bappenas mengungkapkan, pemerintah Indonesia telah berhasil mencapai target SDGs 3.2 yaitu menurunkan Angka Kematian Balita (AKBa) menjadi 19,83 per 1000 Kelahiran Hidup. Sementara target SDGs untuk AKBa sebesar 25 per 1000 Kelahiran Hidup.

“Sejak tahun 2022, Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk melaksanakan Transformasi Sistem Kesehatan, yang didalamnya termasuk upaya khusus yang akan dilakukan untuk menjangkau populasi besar anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi. Selain itu, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan produksi vaksin dalam negeri untuk meningkatkan akses setiap anak terhadap imunisasi,” katanya.

dr. Prima Yosephine, Direktur Pengelolaan Imunisasi, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengatakan, Indonesia berhasil melaksanakan percepatan introduksi imunisasi PCV secara dari target tahun 2024 menjadi tahun 2022 di bulan September.

Selain komitmen pada imunisasi, Pemerintah Indonesia juga telah melakukan berbagai intervensi untuk mengendalikan etiologi dan faktor risiko pneumonia pada anak.

“Intervensi tersebut meliputi promosi pemberian ASI eksklusif, penurunan angka lahir rendah, perbaikan status gizi anak, pengendalian polusi dalam ruangan dan perbaikan perumahan, peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, peningkatan akses kesehatan untuk mencapai Universal Health Coverage, dan peningkatan kualitas dan cakupan manajemen kasus pneumonia di semua fasilitas kesehatan,” katanya.

Exit mobile version