Teks anekdot adalah teks yang berisikan humor atau sindiran yang bertujuan untuk menyampaikan nasihat atau kritik sosial. Secara umum, teks anekdot dapat dikenali melalui unsur utama seperti karakter, latar, alur cerita, dan penutup yang berisi pelajaran atau pesan moral.
Kali ini kita akan membahas unsur kebahasaan dalam teks anekdot melalui contoh cerita ‘Aksi Maling Tertangkap CCTV’.
Karakter dan Penokohan
Dalam anekdot ‘Aksi Maling Tertangkap CCTV’, karakter utamanya adalah maling dan CCTV. Maling biasanya digambarkan sebagai tokoh yang ceroboh dan kurang bijaksana. CCTV disini dipersonifikasikan sebagai alat yang mampu ‘melihat’ dan ‘merekam’ semua aksi maling.
Latar dan Alur Cerita
Latar waktu dan tempat dalam cerita ini tentunya adalah saat malam hari di sebuah toko yang telah dipasangi CCTV. Alur ceritanya adalah maling yang masuk toko, mencuri berbagai barang, hingga akhirnya tertangkap oleh CCTV.
Bahasa dan Gaya Penuturan
Bahasa yang digunakan dalam teks anekdot umumnya adalah bahasa sehari-hari yang sederhana dan lugas untuk memudahkan pembaca memahami pesan moral yang ingin disampaikan. Selain itu, terdapat sindiran atau humor yang disajikan melalui perilaku atau dialog antar karakter.
Misalnya, maling dalam teks anekdot ini mungkin berkata, “Ah, CCTV ini pasti sudah mati. Siapa yang mau memasang CCTV yang nyala di toko kosong ini?” Ini adalah contoh sindiran terhadap kelalaian maling dalam memahami fungsi CCTV.
Penutup
Penutup dalam teks anekdot biasanya berisi pelajaran atau pesan moral. Dalam ‘Aksi Maling Tertangkap CCTV’, pesan moralnya bisa berupa, “Kejahatan tidak akan pernah lolos dari pengawasan. Selalu ada cara untuk mengungkapkannya, seperti CCTV untuk maling.”
Kesimpulan
Unsur kebahasaan dalam teks anekdot mencakup karakter dan penokohan, latar dan alur cerita, bahasa dan gaya penuturan, serta penutup yang berisi pelajaran atau pesan moral. Melalui anekdot ‘Aksi Maling Tertangkap CCTV’, pesan yang disampaikan adalah pentingnya kejujuran dan bahwa setiap aksi pasti akan ada akibatnya.